Cloud
computing dalam bahasa Indonesia diterjemaahkan menjadi komputasi awan. Beberapa
tahun terakhir telah menjadi isu hangat di dunia teknologi informasi. Cloud Computing atau yang
dimaknai dengan komputasi awan merupakan
perpaduan dalam pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan
berbasis internet. Awan (cloud) adalah metafora
dari internet, yang sering digambarkan dalam diagram jaringan komputer.
Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud)
dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang
disembunyikannya.
Cloud Computing ini adalah suatu metode komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Cloud Computing merupakan paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server yang terdapat di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna.
Cloud Computing ini adalah suatu metode komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Cloud Computing merupakan paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server yang terdapat di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna.
Komputasi awan adalah suatu konsep umum
yang mencakup SaaS dan Web 2.0 tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas,
dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan
kebutuhan komputasi pengguna. Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi
terbaru.
Secara teoritis, sebuah sistem cloud computing mencakup semua program komputer yang dapat dibayangkan dari data processing hingga video game. Biasanya setiap aplikasi dijalankan dan memiliki server sendiri. Sebuah server pusat mengatur jalannya sistem seperti memonitor lalu lintas dan permintaan client untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik. Bila sebuah perusahaan cloud computing memiliki banyak client, maka kebutuhan akan ruang penyimpanan data (storage space) pun akan membengkak. Sistem cloud computing paling tidak membutuhkan ruang penyimpanan data dua kali lebih besar daripada kebutuhan riil untuk membuat salinan semua data client. Ini dimaksudkan mencegah kehilangan data bila terjadi gangguan pada media penyimpanan utama.
Secara teoritis, sebuah sistem cloud computing mencakup semua program komputer yang dapat dibayangkan dari data processing hingga video game. Biasanya setiap aplikasi dijalankan dan memiliki server sendiri. Sebuah server pusat mengatur jalannya sistem seperti memonitor lalu lintas dan permintaan client untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik. Bila sebuah perusahaan cloud computing memiliki banyak client, maka kebutuhan akan ruang penyimpanan data (storage space) pun akan membengkak. Sistem cloud computing paling tidak membutuhkan ruang penyimpanan data dua kali lebih besar daripada kebutuhan riil untuk membuat salinan semua data client. Ini dimaksudkan mencegah kehilangan data bila terjadi gangguan pada media penyimpanan utama.
Sumber
daya cloud berbasis layanan tidak
berbeda dari sumber daya dilingkungannya. Dalam lingkungan masyarakat kebanyakan,
pelanggan hanya dapat mengakses layanan, yang berhak mereka gunakan. Tiga aspek
manajemen sumber daya cloud computing
: 1). Keamanan TI; 2). Kinerja Manajemen; dan 3). Provisioning.
Berkaitan dengan itu, Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta akan menggelar seminar nasional bertema “Akses
Pepustakaan dengan Cloud Computing and
Social Networking”. Seminar ini akan diselenggarakan pada hari Kamis tanggal
06 Desember 2012 pukul 08.00 – 16.00 dan bertempat di Convention Hall UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Adapun maksud diselenggarakannya seminar
ini adalah 1) Terselenggarakannya sebuah forum ilmiah yang memungkinkan para
pimpinan perpustakaan dan penanggungjawab TI di perpustakaan, pemerhati
perpustakaan, dan pengurus asosiasi atau organisasi perpustakaan, memperoleh
informasi yang obyektif dan otoritatif tentang desain pengembangan TI di
Perpustakaan dengan memanfaatkan teknologi cloud
computing. 2) Terwujudnya pemahaman yang lebih baik mengenai perkembangan
TI yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan akses sumber-sumber informasi bagi
masyarakat pengguna.
Pakar-pakar yang akan menjadi narasumber
dalam seminar tersebut adalah:
- Dr. Ir. Ashwin Sasongko, M.Sc. (Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo)
- Putu Laxman Pendit, MA., Ph.D. (Dosen RMIT University Melbourne dan konsultan bidang informasi)
- Prof. Dr. Zainal A. Hasibuan (Wakil Ketua Dewan TIK Nasional dan Guru Besar Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia)
- Agung Fatwanto, M.TI., Ph. D. (Kepala Pusat Komputer &Sistem Informasi, Dosen Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
- Mr. Arun (Software Engineering dari STLogitrack, Singapura)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar